Aku diam. Aku tidak sedang merajuk. Aku hanya ingin menunjukkan padamu, bahwa aku bisa mandiri tanpa perlu merengek ribut ini-itu seolah mengganggu istirahatmu. Aku tegaskan bahwa aku bisa menepati apa yang telah kuucapkan, tetapi untuk emosiku yang sering timbul tenggelam, maaf aku belum pandai mengatasinya.
Aku diam. Aku tidak sedang merajuk. Aku pikir, diam adalah sebaik-baiknya menghargai diri sendiri. Barangkali terlalu banyak omongan yang tidak berkulaitas, dan kamu tentu tahu bahwa hal itu tidak baik demi kenyamanan masing-masing.
Awalnya, aku pikir tidak masalah seberapa pun jarak telah menjadi semacam benteng tinggi, menjulang menghalangi kebersamaan. Bukankah teknologi sudah begitu canggih sehingga hampir setiap saat kita bisa bertukar kabar. Tetapi, tetap saja ada yang kurang tanpa kehadiran masing-masing.
Aku pikir ada yang lebih penting dari pada membicarakan hubungan ini. Misalnya, bagaimana caranya menjadi orang kaya di usia muda. Bagaimana melunasi tanggungan yang menumpuk. Bukankah itu lebih bermanfaat dari pada berdebat, perihal aku yang selalu menaruh curiga padamu.
Aku diam. Hanya ingin menyendiri supaya emosiku menguap. Aku diam. Aku tidak sedang merajuk. Kebaikan seperti apa pun tidak akan nampak jika masing-masing dari kita tidak memberi jeda untuk berpikir bahwa hubungan ini bukanlah remeh temeh selaiknya urusan cinta-cintaan semata.
2 komentar:
Ya sudah, saya biarkan deh. Silakan diam. Semoga emosinya lekas menguap..
Ahahahahaaaaaaaa Bang Syaiha mesti godain deh. Terima kasih udah godain. Eh salah ding, udah mampir di mari. ^_^
Posting Komentar