Tidak dapat dipungkiri, manusia memang makluk paling
S. Bukan SEXY (-_-). Jangan GR dah! S
di sini kependekan dari SERAKAH. Termasuk saya. Haha. Manusia yang dianugerahi
akal, sukanya ngakali. Kebanyakan kan begitu. Di sini saya tidak akan membahas
tentang mengakali. Malu ah, buka kartu. :D
Satu di antara orang-orang yang diberi kemampuan lebih
pada bidang tertentu, kadang-kadang masih saja sering panic jika menemukan euforia salah satu teman yang berhasil
memenangkan kontes menulis, iri. Wajar sih, jika memiliki perasaan iri seperti
itu, asalkan kita mengambilnya dari sisi positif semisal, melecut diri sendiri
supaya lebih giat lagi dalam berkarya. Mengingat bahwa sukses selalu berjalan linier dengan
kerja keras dan tekun dalam bidang tersebut, maka jadikan keberhasilan teman
sebagai cerminan untuk selangkah lebih terdepan. (Nyuri jargon Yamaha ini mah haha)
"Terjebak
di zona nyaman, mematikan kreatifitas”
Boleh jadi kita memiliki bakat terpendam, namun jika
hal itu tidak dipoles sedemikian rupa: tidak belajar, berusaha, serta lain
sebagainya, sampai kapan pun jangan berharap lebih dari apa yang dimiliki saat
ini. Ingat kan, bahwa mutiara itu awalnya terpendam dalam lumpur. Dan tentu
saja agar nampak cling bling-bling
begitu, harus melewati beberapa proses. Jangan hanya melihat hal-hal yang telah
dicapai orang lain, kita juga mesti tahu rahasia dapurnya seperti apa! (jadi lapar kalau ngomongin dapur gini,
keinget belum makan tadi … )
Zona nyaman yang kita jalani, merupakan salah saru
momok terbesar. Sebab, dari sana pelan-pelan membunuh kreatifitas. Saya pernah
membaca hal ini di salah satu postingan teman, entah siapa saya lupa: “Seorang
penulis biasanya sering mengalami banyak hal pahit dalam hidup, yang begitu itu
menjadikan tulisan tidak monoton.” Ho oh statment
itu benar adanya karena, tulisan yang terlahir dari pengalaman pribadi akan
lebih memiliki roh. Selain itu juga menghemat waktu untuk observasi supaya
tidak dicap sebagai penulis gadungan yang menceritakan hal yang belum terbukti
kebenarannya. (Ya ampun, jadi penulis itu
memang nggak semudah yang dibayangkan. Untung saya hanya jadi anak yang bai ya,
Mak? :D).
Kembali berbicara mengenai zona nyaman. Kita yang
kebetulan saat ini diberi kesempatan merasakan zona nyaman, tidak ada salah
juga sih, menikmati hal itu sebab, bisa jadi selama ini kita telah melewati banyak
ketidaknyamanan hidup. Ya, seperti yang saya sampaikan di atas, jika ingin
berhasil harus berani bertindak. Tidak perlu keluar dari zona nyaman, namun
terus memutar otak menggali potensi yang bisa kita kembangkan. Memanfaatkan
kisah hidup yang dulu, dikemas menjadi sebuah karya yang bisa menghasilkan dan
juga dijadikan bahan pembelajaran untuk orang-orang yang menikmati karya
tersebut. Mumpung masih muda. Dan ingat, bahwa yang mengangkat derajat manusia
sehingga kita tidak diremehkan orang lain, salah satunya prestasi apa yang
telah dicapai dalam hidup.
“Anggur
merah, semakin lama difermentasi, hasilnya
semakin wah. Sementara niat, jika hanya dipendam
lama-lama akan menguap dibawa setan.”
Abaikan peribahasa di atas. Ntah dari mana saya bisa
merangkai kata-kata konyol seperti itu. :D Manusia itu, selain suka ngakali sesame,
penyakitnya yang tak kalah kronis ialah P. (Biasa
aja, nggak usah nyegir. Nggak bermaksud memuji ini. L
)
Yap! Lagi-lagi saya menyingkat huruf yang kesannya ambigu. P adalah kependekan
dari PEMALAS bukan PINTAR. Ya, kalau punya niat doang dan hanya dipendam,
bagaimana bisa produktif? Ngapain sih, berjam-jam melototih HP? Mending main trading yang sewaktu-waktu mengamati
pergerakan saham. Lha kebanyakan dari kita, eh saya sendiri sering melakukan
hal-hal yang tidak berguna, entah kenapa demen banget melongo mantengin HP. Ya,
ampun …. Sudahi ketololan ini. Jangan ngarep mesin aneh-aneh yang terdapat
dalam kantong ajaibnya Doraemon, tidak ada yang bisa mentransfer ide yang
bersemayam dalam otak, menjadi sebuah karya yang bisa dinikmati? Bergeraklah.
Lakukan. Mungkin hasilnya tidak akan nampak secara instant (Ingat ini proses kreatif, bukan proses
ngebuat indomie :D )
Mereka, para senior dalam bidangnya masing-masing,
tentu sudah memiliki jam terbang yang amat tinggi. Jadi jangan heran kalau
kemampuannya mempuni. Dan meskipun kita sebagai newbie bukan berarti boleh memanjakan diri sendiri, memaafkan diri
sendiri yang suka memendam niat. Memendam niat sama dengan kejahatan. Ya, jahat
karena telah memenjarakan ide-ide yang siapa tahu bisa menginspirasi seseorang,
semisal ide tentang BAGAIMANA MENJADI
PENGHUNI SYURGA TANPA MEYAKITI SESAMA? Dengan dalih syurga, maka dengan
gampangnya berpoligami, atau menjadi ativis jihat pelaku bom bunuh diri di
beberapa tempat. Ya, kali kalau kita mampu berbagi ide tentang konten-konten
yang bisa mencerhakan khalayak ramai seperti itu, bukankah dapat pahala juga.
Keren kan?
"Jangan minder atau takut tulisannya dibilang norak. Ingat senior-senior itu dulunya juga
pernah norak seperti kita.”
Penyakit yang susah dihilangkan adalah M. Langsung
saja, ya! M itu minder. Yaelah, kalau tidak usah berkecil hati kalau tulisannya
masih jauh dari kata KEREN sebab, senior yang jago dalam bidangnya, dulunya juga
pernah menjadi seperti kita. Yang membedakan dari kita (kita baca pemalas)
adalah, meskipun dibilang tulisannya jelek dan tidak bermutu tetapi mereka
tidak pantang menyerah smpai-sampai yang menghujat dulu, membalik badan menjadi
penjilat. Eh, salah! Menjadi mengagumi atas kerj keras selama ini. Jadi, buang
jauh-jauh minder yang tidak penting itu.
Demikian nyinyir saya hari ini, sampai jumpa esok di kemduan hari. :D
0 komentar:
Posting Komentar