Senin, 29 September 2014

Referensi Novel

Diposting oleh Rumah Kopi di 11.03

Sewaktu didaulat menjadi first rider salah satu karya besar seorang Hengki Kumayandi, tentu saja saya merasa senang, terharu, sekaligus bangga (lebay dikit hihi). Terlintas di benak saya bakalan mendapat banyak ilmu baru dari penulis hebat, berdarah Sumatera tersebut. Yupp! INSYA ALLAH YOU’LL FIND YOUR AWAY merupakan karya ke tiga menyusul dua saudaranya VAN LOON (tidak dicetak ke dalam hard copy), dan TELL YOUR FATHER I M MOSLEM yang telah beredar di seluruh toko buku, Indonesia. Best Seller pula. Selamat ya, Kak.

Kak Hengki, selain penulis favorit saya ia sekaligus kakak angkat serta guru besar yang karya-karyanya selalu menginpirasi. Menurut saya, kalimat-kalimat yang terangkai dalam setiap pragrapnya sederhana, tetapi tentu saja penuh makna. Berbobot (yang berbobot bukan orangnya lo! Orangnya sih, ‘KURKESING’ alias kurus kecil langsing, hihi) cara bertuturnya lembut mencerminkan kepribadian penulisnya (bocoran bagi yang naksir kakakku).

Novel ini dituliskan berdasarkan kisah nyata seorang guru muda. Tetapi, tentu saja sedikit dibumbui adegan fiktif supaya lebih crispy. Oh, iya! Sebelum memulai membaca, saya sarankan kepada Anda untuk terlebih dahulu menyediakan segelas air putih, serta sekotak tissue. Untuk apa? Yang jelas bersiaplah emosi Anda di permainkan oleh si penulis. Ada adegan konyol yang bikin cengar-cengir. Ada juga adegan menengangkan, bikin senam jantung. Serta beberapa kejadian menyedihkan memaksa Anda menitikkan air mata.

Mengikuti perjalanan hidup BRAM tokoh utama dalam Novel tersebut, saya dipaksa untuk membuka mata lebar-lebar. Setelah itu, saya segera mengucapkan syukur bahwa ternyata hidup saya jauh lebih beruntung dari orang-orang di luar sana. Setiap manusia terlahir dengan persoalan-persoalan, serta beban hidup yang tak kalah berat dari apa yang saya alami. Namun begitu, setiap masalah pasti ada penyelesainnya. Salah satunya ialah, melalui pendekatan. Berbicara dari hati ke hati. Tentu kalian pernah mendengar penggalan kalimat ini? “Yang berasal dari hati, akan sampai ke hati.” Nah, itulah bagian dari jurus andalan BRAM untuk menghadapi, mendamaikan murid-muridnya yang istimewa, lengkap dengan persoalan pribadi mereka—menyeret BRAM sang guru muda, masuk kemudian berputar-putar pada pusara kehidupan yang sempat membuatnya koma karena luka tusukan oleh salah satu murid dari sekolah lain.

Sekali lagi, BRAM mengajarkan saya bahwa untuk menyikapi persoalan hanya dibutuhkan dua hal. Kejernihan berpikir, dan ketenangan hati. Insya Allah ke duanya mampu memberikan jalan ke luar atas masalah apapun.

Bagi saya, ini bukan sekadar bacaan yang setelah dinikmati isinya lantas menguap begitu saja. Lebih dari itu. Novel ini merupakan obat mujarab untuk orang-orang yang dilanda galau. Percayalah. Dari  BRAM saya belajar bagaimana memaknai sebuah kehilangan. Allah tidak menunggu kapan kita siap menerima ujian. Tetapi, kita dituntut senantiasa siap ketika cobaan itu datang. Lelaki muda tersebut, tetap tegar meskipun harus kembli jatuh sebelum ia mampu kembali berdiri tegak. Bagaimana melanjutkan hidup setelah kepergian orang-orang yang dikasihi. BRAM percaya, tetap melanjutkan hidup dengan baik berbekal semangat yang tersisa merupakan wujud cinta abadi yang dipersembahkan teruntuk almarhum ayah, sahabat, serta kekasih hatinya.

Novel ini wajib ada di tangan Anda.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Rumah Kopi Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei | web hosting