Senin, 07 April 2014

SIMPLE QUOTES

Diposting oleh Rumah Kopi di 21.54
oleh

     Keyzia Chan


Dear, Laland, bagaimana kabarmu hari ini? Semoga senantiasa dalam lindungan-Nya, ya. Aamiin. Hei, Laland. Malam ini, aku ingin bercerita padamu. Oh, aku mohon jangan seperti itu. Kamu tak perlu melotot begitu. Mulutmu juga tak perlu maju. Lagi pula, kamu sahabatku satu-satunya yang selalu ada untukku.

Mereka, sahabat-sahabat ku itu, memiliki segudang aktivitas. Maka, aku tak mau mengganggu dengan menyuguhi segala keluh kesah ini. Hanya kamu. Iya, kamu. Jika kamu ngambek begitu, lantas aku harus bercerita pada siapa?

Nah, gitu dong. Tersenyum. Senyummu membuatku damai. Okay, sekarang biarkan aku bercerita. Dan kamu, duduk manis di situ sambil menikmati coklat panas buatanku!

Lalaland, pernahkah kamu ingin menyerah ketika menghadapi kesulitan dalam hidup? Emmm ... Hebat sekali kalau tak pernah. Aku dong pernah. Sekali, dua kali, atau ah aku lupa tepatnya berapa kali? Bodoh? Kamu bilang aku bodoh! Enak saja!

Katakan, apa yang kamu lakukan ketika dalam keadaan tertekan?
Kalau aku sih, jujur sedih, emosi dan kadang berpikir aneh-aneh. Tapi, tunggu dulu. Itu urusan zaman dulu ketika aku belum mampu berpikir bahwa setiap kejadian adalah pelajaran berharga, Itulah cara Tuhan membentuk karakter yang kuat padaku. Percaya atau tidak? Bahwa otak manusia itu sebenarnya lebih canggih dari pada perangkat komputer yang hanya ciptan manusia. Hanya saja ketika sedang menghadapi masalah, kita sering mengalami kebuntuan berpikir

Kembali lagi pada topik awal. Pembentukan karakter terjadi lewat proses ujian-demi ujian. Banyak hal yang sudah aku lalui. Dan setiap cerita meninggalkan kesan serta pesan yang tak sama. Dari semuanya, sedikit demi sedikit membantuku tumbuh menjadi manusia dewasa yang kuat. Ya, tak terkecuali. Emosiku juga kuat, meledak-ledak. Tapi, kan aku masih bisa menyimpannya sendiri. Tidak dipaparkan pada wall fb atau sejenisnya. Tidak.

Mereka pikir, hidupku selalu datar-datar saja. Mereka pikir aku hanya bersenang-senang? Biarlah. Terserah pendapat orang. Mereka berhak mengumpat, aku pun berhak untuk tidak mempedulikan. Jujur aku takut. Tepatnya takut tersakiti jika membauar dengan banyak orang. Makanya aku lebih suka memilih menyendiri. Aku masih menyapa teman-temanku. Ya, bicara seperlunya. Bersikap sewajarnya.

Mereka? Tahu kah kamu? Beberapa orang memusuhiku secara tiba-tiba karena suatu hal yang tak jelas. Aku dianggap menyalahi? Melupakan sahabat? Busuk lah, ini-itu, dan ah, terlalu menyakitkan jika diingat. Rasanya ingin menghampiri mereka satu-persatu, tetapi sudahlah. Kenapa pula aku menghabiskan tenaga untuk mengklarifikasi persoalan yang tidak ada sangkut pautnya denganku. Yang jelas aku tidak menyalahi mereka. Jika mereka ingin menjauhiku hanya gara-gara hasutan atau omongan sebelah pihak, itu hak mereka. Dan kamu tahu? Merekalah yang jelek, ketika menjelek-jelekkan orang lain.

Aku sih, sebenarnya sakit hati melihat atau mendengar secuil kalimat-kalimat tajam itu. Tetapi, kurasa dunia isinya bukan mereka doang. Jika mereka tidak mau menjalin silaturahmi denganku, itu haknya. Yang penting sekali lagi aku tidak menyalahi.


0 komentar:

Posting Komentar

 

Rumah Kopi Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei | web hosting