Minggu, 02 Agustus 2015

Kadang Tebal Kada Tipis

Diposting oleh Rumah Kopi di 01.28



 

Jadi begini, saya sadar bahwa suatu hubungan tidak mungkin berjalan adem ayem sepanjang hayat. Tidak dapat dielakkan bakal ada kerikil kecil atau batu raksasa segede kandang gajah, menghadang. Selain itu, hubungan pasti mengalami pasang surut. Layaknya air laut. Layaknya isi dompet yang kadang tebal, sering pula menipis. Layaknya laju metro mini, kadang gas pol--tak jarang harus mengerem mendadak. Semua tergantung bagaimana kita menyikapinya.

"Kita?" 

"Ya, KITA."

Dalam satu dekade (keknya berlebihan banget deh) dalam kurun waktu tertentu, hati yang semula menggebu bisa tiba-tiba layu. Bukan karena tidak lagi cinta! Bukan itu. Terkadang, kondisi fisik, suasana hati, serta kejiwaan, yang tidak stabil menjadi penyebabnya. Wajar saja sih, mood bisa berubah setiap saat. 




Di sini, peran pasangan sangat dibutuhkan. Terlepas dari beratnya beban hidup masing-masing, sebagai seseorang yang sudah berani berkomitmen, menjalin hubungan lawan jenis--usaha Anda untuk mengembalikan suasana hati pasangan sangat dibutuhkan. Anda tidak harus mahir merayu. Tidak pula mesti bertingkah lucu seperti badut itu, namun lebih dari semuanya, kesabaran dan ketelatenan menghadapi pasangan yang mood-nya sedang awkward tersebut amat dibutuhkan. 

Ketika emosi, biasanya kita membawa serombongan pasukan purba, penghuni hutan, bangsa makluk gaib, yang notabene tidak ada sangkut pautnya--dengan tanpa izin menyeret mereka untuk menyemarakkan pertikaian yang seharusnya tidak perlu ditanggapi dengan serius. *pasti bingung*

Pernah tidak sih, jika sedang emosi kalian mengucapkan kata kotor? "Babilah! Setanlah! Bangkelah." Semoga jangan sampai ya?

Kata atau kalimat yang keluar ketika emosi, terkadang hanya luapan sesaat namun bisa saja ucapan buruk itu malah bercokol dalam ingatan pasangan Anda. Jadi hindari mengucapkan kata kotor meskipun kondisinya memang pas banget untuk melontarkan hujatan tentang kekurangan pasangan selama ini. Padahal, dari dulu kita juga tahu kalau pasangan bukan makluk sempurna. Misal: Malas mandi. Suka ngupil dan ditelan (weeek :v). Berperilaku seperti anak-anak yang tentu tidak sesuai dengan usianya. Namun, kita  sudah saling tahu dan menikmatinya. Artinya, tahu kekurangan itu dan menerima tanpa pakai syarat tertentu.

Cinta bisa cepat mati bukan karena penghianatan. Melainkan pengabaian. Well! Tak jarang bahwa hal itu malah menjadi momok perusak hubungan. Iya, perusak hubungan bukan saja terjadi karena adanya pihak ketiga. Namun, bisa saja sikap ke duanya malah memicu keretakan. Antara lain:


• Karena sudah sama-sama saling menyayangi jangan menganggap itu sudah lebih dari cukup. Tetaplah menjaga komunikasi yang baik dan tidak monoton. Lakukan kebiasaan seperti saat pendekatan [penuh perhatian, ramah, toleransi, selingi dengan humor] karena sederetan hal itulah yang menjadi bibit cinta waktu baru kenalan, bukan? 


• Pasangan bukanlah segalanya dalam hidup ini. Tetapi sadar tidak sih, jika dia tidak lagi ada, betapa kita merasai kehilangan yang luar biasa! Sebelum itu terjadi, kenapa tidak berjaga-jaga. Salah satu caranya, mengutamakan dirinya di atas sederet kepentingan lain.

Cukup sampai di sini nyinyir saya hari ini. Sampai ketemu besok ....

0 komentar:

Posting Komentar

 

Rumah Kopi Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei | web hosting