Rabu, 12 Agustus 2015

Semakin BURUK Semakin Diminati

Diposting oleh Rumah Kopi di 10.55
Miris adalah satu kata yang tepat untuk mewakili kekecewaan saya terhadap pemberitaan tidak berimbang, media masa. Baik media cetak maupun elektronik. 

Bukan kapasitas saya mengkritik sebuah media yang notabene memberikan informasi bagi khalayak umum. Tetapi sebagai satu dari ribuan komunitas (baca TKI) yang menjadi bahan berita tersebut, kesal sekali saat membaca sebuah Head Line majalah berbahasa indonesia yang beredar di Taiwan--di mana berita yang diangkat tidak terlalu bermanfaat bagi kalangan TKI. 


Untuk apa berita sampah semacam ini diangkat ke publik? Bukankah semakin menyudutkan para pahlawan devisa itu sendiri yang kadung memiliki citra buruk di masyarakat luas?

Ini masalah personal si pelaku. Saya rasa tidak ada informasi atau pelajaran yang bisa dipetik dari hal itu. Sama sekali tidak. Dan malahan ini akan menguatkan opini yang beredar menjadi sebuah fakta.

Jadi begini, sekali lagi saya katakan bahwa selama ini banyak yang mengira TKI/W menjual diri pada majikan. Padahal, kenyataan itu sama sekali tidak benar. Ya, meskipun ada sih, satu dua yang begitu. Namun sangat tidak adil dong, hanya karena kesalahan segelintir manusia yang tidak bertanggung jawab, lalu kita yang memang benar-benar bekerja dengan baik, ikut dicap buruk. Sampai-sampai terkadang saya malu mengakui bahwa saya TKI. 

Sedikit intermezo tentang TKI yang kependekan dari TENAGA KERJA INDONESIA, berarti seluruh tenaga kerja berasal dari Indonesia baik yang duduk di kursi pemerintah maupun berada di sektor informal, memiliki kedudukan sama. Sama-sama menjual jasa ke negeri orang. Sama-sama TKI. Jadi, itu mereka yang berada di Taiwan yang duduk-duduk manis di balik meja kerja, tidak usah blagu deh. Penerjemah, wartawan, atau siapa saja yang berasal dari Indonesia dan bekerja di sini, kita semua adalah sama-sama TKI. Sekali lagi tidak usah blagu, sok galak, sok yes, sok mangga atuh jangan seenaknya memperlakukan sesama. 

Kembali berbicara tentang pemberitaan media yang menyudutkan pekerja di sektor informal tadi, sebaiknya media yang mempunyai pengaruh besar--lebih menggali hal baik atas prestasi yang dilakukan oleh para pahlawan devisa sehingga dunia pelan-pelan mengubah sudut pandang yang kadung buruk itu tadi.

Apa hanya karena ingin menaikkan reting pembaca, sehingga tega menjatuhkan sesama pendulang NT? Sudah tahu bahwa kebanyakan manusia zaman sekarang ini paling suka mengerubuti atau membicarakan atau menyebarluaskan hal buruk, sebagai media pemberi informasi malah memberikan umpan yang seperti itu. Sangat disayangkan.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Rumah Kopi Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei | web hosting