Jumat, 23 Oktober 2015

I'm Sorry

Diposting oleh Rumah Kopi di 09.08

   Foto: by IG (unknown)

Sisa hujan serta dinginnya angin pagi, berhasil mengalahkan kekebalan tubuhkuku. Tetapi, keduanya tidak mampu menghapus rindu yang menggerus hatiku. :(
(sekadar informasi, aku sedang flu *falling in love with you* bukan itu, ini flu yang sebenar-benarnya tauk!)

Selamat pagi, Sayang. Maaf atas pertengkaran semalam. Aku tahu, tidak seharusnya kekanak-kanakan seperti itu. Aku paham, kamu tersiksa atas kelakuanku yang membiarkan emosi menguasai hati dan pikiran. Namun sefrontal apapun tindakanku itu, tak lain adalah caraku supaya tidak seorang pun bisa memperlakukanku sembarangan. Dan dengan begitu, kamu tidak perlu khawatir ketika berjauhan denganku, tentu saja aku bisa menjaga diri.

Aku bukan wanita lemah yang menangis meratap-ratap atas kejamnya kehidupan. Mungkin saja dulu aku pernah begitu bodoh, namun aku belajar banyak dari masa silam. Barangkali kamu perlu tahu, sebenarnya, aku tidak ingin mengungkit hal-hal yang telah berlalu. Seperti dirimu, yang benar-benar pawai membungkus masa lalu serta rahasia-rahasiaku. Ah, kamu memang selalu berhasil membuatku jatuh cinta dengan cara-caramu sendiri. Aku tidak sedang menggombal supaya kamu tidak lagi marah denganku. Aku bicara tentang sesuatu yang benar-benar ada.

Kembali soal pertengkaran semalam, penyebabnya bukan karena aku mencari-cari kesalahan. Lebih dari itu, aku berharap suatu saat kamu lebih bijak dalam bertindak. Tentu saja aku bangga jika mempunyai pasangan yang rela mengorbankan dirinya demi orangtua, namun ada mekanismenya, kan? 

Kamu harus realistis bahwa pengorbanan itu seharusnya jangan sampai merugikan diri sendiri semisal, tidak bisa makan. Bukankah tubuhmu itu, satu-satunya aset yang kamu miliki saat ini. Kalau kamu sakit, tentu saja merugikan diri sendiri dan juga membuat khawatir orang-orang yang menyayangimu. Bukan hanya itu, bagi kami yang menaruh harapan besar padamu, apa jadinya jika harapan itu rubuh. 

Sesuatu yang sudah terjadi, memang tidak patut diungkit lagi. Aku berharap, kedepannya kamu tidak mengulanginya. Saat ini, kebahgiaanku bukan sekadar mendapat hadiah atau semacamnya, Sayang. Tetapi, kabar-kabar baik darimu sudah berhasil membuatku berbunga-bunga, tentu saja. Ya Allah semoga kamu tidak salah memahami arti kemarahanku padamu. Aku hanya ingin yang terbaik. Kalau aku tidak memegang uang, aku masih bisa makan kenyang. Tapi lihat bagaimana denganmu? Ayolah ... Dewasalah bersamaku. 

Aku ingin kamu kuat dan tidak mudah menyerah dengan keadaan. Karakter manusia terbentuk dari berbagai macam kesulitan yang berhasil ditaklukkan. Aku tahu, betapa sulitnya menyesuaikan diri dengan hal-hal baru. Tapi siapa, siapa yang tidak mengalami masa seperti ini. Namun mesti diingat, semua hanya akan menjadi masa lalu dan kenangan karena waktu terus bergerak membawamu selangkah lebih dekat dengan impian. 

Aku minta maaf. Aku tidak ingin kamu memaksa untuk mengorbankan sesuatu yang akhirnya memberatkan langkahmu. 

I love you more and more ....

0 komentar:

Posting Komentar

 

Rumah Kopi Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei | web hosting