Minggu, 25 Oktober 2015

PESTA EUFORIA BIKIN PANIK

Diposting oleh Rumah Kopi di 23.36


Tidak dapat dipungkiri, manusia memang makluk paling S. Bukan SEXY (-_-). Jangan GR dah! S di sini kependekan dari SERAKAH. Termasuk saya. Haha. Manusia yang dianugerahi akal, sukanya ngakali. Kebanyakan kan begitu. Di sini saya tidak akan membahas tentang mengakali. Malu ah, buka kartu. :D
Satu di antara orang-orang yang diberi kemampuan lebih pada bidang tertentu, kadang-kadang masih saja sering panic jika menemukan euforia salah satu teman yang berhasil memenangkan kontes menulis, iri. Wajar sih, jika memiliki perasaan iri seperti itu, asalkan kita mengambilnya dari sisi positif semisal, melecut diri sendiri supaya lebih giat lagi dalam berkarya. Mengingat  bahwa sukses selalu berjalan linier dengan kerja keras dan tekun dalam bidang tersebut, maka jadikan keberhasilan teman sebagai cerminan untuk selangkah lebih terdepan. (Nyuri jargon Yamaha ini mah haha)


"Terjebak di zona nyaman, mematikan kreatifitas”

Boleh jadi kita memiliki bakat terpendam, namun jika hal itu tidak dipoles sedemikian rupa: tidak belajar, berusaha, serta lain sebagainya, sampai kapan pun jangan berharap lebih dari apa yang dimiliki saat ini. Ingat kan, bahwa mutiara itu awalnya terpendam dalam lumpur. Dan tentu saja agar nampak cling bling-bling begitu, harus melewati beberapa proses. Jangan hanya melihat hal-hal yang telah dicapai orang lain, kita juga mesti tahu rahasia dapurnya seperti apa! (jadi lapar kalau ngomongin dapur gini, keinget belum makan tadi …  )

Zona nyaman yang kita jalani, merupakan salah saru momok terbesar. Sebab, dari sana pelan-pelan membunuh kreatifitas. Saya pernah membaca hal ini di salah satu postingan teman, entah siapa saya lupa: “Seorang penulis biasanya sering mengalami banyak hal pahit dalam hidup, yang begitu itu menjadikan tulisan tidak monoton.” Ho oh statment itu benar adanya karena, tulisan yang terlahir dari pengalaman pribadi akan lebih memiliki roh. Selain itu juga menghemat waktu untuk observasi supaya tidak dicap sebagai penulis gadungan yang menceritakan hal yang belum terbukti kebenarannya. (Ya ampun, jadi penulis itu memang nggak semudah yang dibayangkan. Untung saya hanya jadi anak yang bai ya, Mak? :D).
Kembali berbicara mengenai zona nyaman. Kita yang kebetulan saat ini diberi kesempatan merasakan zona nyaman, tidak ada salah juga sih, menikmati hal itu sebab, bisa jadi selama ini kita telah melewati banyak ketidaknyamanan hidup. Ya, seperti yang saya sampaikan di atas, jika ingin berhasil harus berani bertindak. Tidak perlu keluar dari zona nyaman, namun terus memutar otak menggali potensi yang bisa kita kembangkan. Memanfaatkan kisah hidup yang dulu, dikemas menjadi sebuah karya yang bisa menghasilkan dan juga dijadikan bahan pembelajaran untuk orang-orang yang menikmati karya tersebut. Mumpung masih muda. Dan ingat, bahwa yang mengangkat derajat manusia sehingga kita tidak diremehkan orang lain, salah satunya prestasi apa yang telah dicapai dalam hidup.


“Anggur merah, semakin lama difermentasi, hasilnya semakin wah. Sementara niat, jika hanya dipendam lama-lama akan menguap dibawa setan.”

Abaikan peribahasa di atas. Ntah dari mana saya bisa merangkai kata-kata konyol seperti itu. :D Manusia itu, selain suka ngakali sesame, penyakitnya yang tak kalah kronis ialah P. (Biasa aja, nggak usah nyegir. Nggak bermaksud memuji ini. L ) Yap! Lagi-lagi saya menyingkat huruf yang kesannya ambigu. P adalah kependekan dari PEMALAS bukan PINTAR. Ya, kalau punya niat doang dan hanya dipendam, bagaimana bisa produktif? Ngapain sih, berjam-jam melototih HP? Mending main trading yang sewaktu-waktu mengamati pergerakan saham. Lha kebanyakan dari kita, eh saya sendiri sering melakukan hal-hal yang tidak berguna, entah kenapa demen banget melongo mantengin HP. Ya, ampun …. Sudahi ketololan ini. Jangan ngarep mesin aneh-aneh yang terdapat dalam kantong ajaibnya Doraemon, tidak ada yang bisa mentransfer ide yang bersemayam dalam otak, menjadi sebuah karya yang bisa dinikmati? Bergeraklah. Lakukan. Mungkin hasilnya tidak akan nampak secara instant (Ingat ini proses kreatif, bukan proses ngebuat indomie :D )

Mereka, para senior dalam bidangnya masing-masing, tentu sudah memiliki jam terbang yang amat tinggi. Jadi jangan heran kalau kemampuannya mempuni. Dan meskipun kita sebagai newbie bukan berarti boleh memanjakan diri sendiri, memaafkan diri sendiri yang suka memendam niat. Memendam niat sama dengan kejahatan. Ya, jahat karena telah memenjarakan ide-ide yang siapa tahu bisa menginspirasi seseorang, semisal ide tentang BAGAIMANA MENJADI PENGHUNI SYURGA TANPA MEYAKITI SESAMA? Dengan dalih syurga, maka dengan gampangnya berpoligami, atau menjadi ativis jihat pelaku bom bunuh diri di beberapa tempat. Ya, kali kalau kita mampu berbagi ide tentang konten-konten yang bisa mencerhakan khalayak ramai seperti itu, bukankah dapat pahala juga. Keren kan?



"Jangan minder atau takut tulisannya dibilang norak. Ingat senior-senior itu dulunya juga pernah norak seperti kita.”

Penyakit yang susah dihilangkan adalah M. Langsung saja, ya! M itu minder. Yaelah, kalau tidak usah berkecil hati kalau tulisannya masih jauh dari kata KEREN sebab, senior yang jago dalam bidangnya, dulunya juga pernah menjadi seperti kita. Yang membedakan dari kita (kita baca pemalas) adalah, meskipun dibilang tulisannya jelek dan tidak bermutu tetapi mereka tidak pantang menyerah smpai-sampai yang menghujat dulu, membalik badan menjadi penjilat. Eh, salah! Menjadi mengagumi atas kerj keras selama ini. Jadi, buang jauh-jauh minder yang tidak penting itu. 

Demikian nyinyir saya hari ini, sampai jumpa esok di kemduan hari. :D

0 komentar:

Posting Komentar

 

Rumah Kopi Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei | web hosting