Rabu, 07 Oktober 2015

APA YANG KAMU BANGGAKAN?

Diposting oleh Rumah Kopi di 12.48
Foto by: waralaba.com


Lalu bagaimana dengan kamu, yang hidupnya hanya dimulai dari turun ke ranjang sampai kembali ke ranjang tanpa tujuan yang jelas! Apa yang dibanggakan menjadi seorang kamu?


Dulu aku berpikir, bahwa aku tidak perlu menjadi yang terhebat dalam satu bidang tertentu. Pokoknya, aku mesti bisa segalanya. Apa pun itu. Aku ingin belajar banyak hal. Tentu bukan tanpa alasan. 

Jadi begini, dalam benakku, jika bisa belajar banyak hal dan ya paling tidak, aku bisa menguasai separo dari apa yang kupelajari tersebut, itu sudah menjadi titik aman. Misalnya, jika aku gagal dengan satu bidang ini, tidak perlu sedih-sedih amat sebab masih ada bidang lain yang bisa membuatku tetap semangat.

Namun seiring berjalannya waktu, aku sadar bahwa hidup adalah perkara serentetan prioritas.

                 "Aku tidak bisa
                mengunyah makanan 
                sekaligus menyeruput
                kopi."

Ya kali, aku bukan robot yang otaknya terprogram untuk melakukan hal-hal sesuai aturan. Aku juga mesti mengingat, bahwa aku terbatas. Saat mengunyah makanan, tentu mulutku serta seluruh bagiannya, konsentrasi mengerjakan hal tersebut. Sementara, menyeruput kopi adalah pekerjaan yang sama-sama dilakukan oleh mulut tetapi dengan gerakan yang berbeda. Nah, tentu aku harus mendahulukan salah satunya. Mengunyah dulu, mungkin. Kemudian setelah menelan makanan itu, barulah aku bisa menyeruput kopi. 

Boleh jadi wacana dalam benakku banyak sekali. Namun, harus ada yang diprioritaskan, karena jika tidak, justru aku akan kehilangan segalanya. Kehilangan di sini bukan melulu soal kegagalan. Tetapi jika aku mempelajari sesuatu dengan setengah-setengah, maka hasilnya tidak akan memuaskan. Keberhasilan adalah persamaan matematik dari kerja keras ditambah dengan rajin. Kerja keras tidak hanya dilakukan dalam jangka waktu yang bisa dihitung menggunakan jumlah jari tangan maupun kaki. Kerja keras saja tidak cukup. Paling penting adalah kesinambungan atas apa yang sedang dilakukan. Bahasa gampangnya, rajin dan telaten. 

Mana mungkin, sesuatu yang kita kerjakan memberikan hasil secepat sulap. Memasak saja, ada banyak proses  yang mesti dilakukan. Jadi, jelas kan bahwa segala hal butuh waktu. Dan tak terkecuali untuk mencintai apa yang sedang digeluti hari ini. 

                   "Serakah hanya 
                        akan mencalakakan
                    diri sendiri."  

Sebagai wanita muda, tentu saja aku juga ingin seperti yang lain. Bisa bekerja, nyambi kuliah, berkarya. Dengan begitu otak dan jiwaku tidak beku pada satu hal yang menguras seluruh perhatian. Namun, adakalanya tidak selalu, aku harus mengutamakan satu, dua, di antara yang lainnya. Rasa-rasanya, 24 jam yang telah menjadi patokan menengarahi sehari semalam, tidak cukup buatku. Tetapi, ragaku tidak sehebat gejolak yang selalu ingin belajar dan melakukan banyak hal. Kalau aku tetap memaksa, bekerja dan lain-lain sampai-sampai aku hanya tidur 3-4 jam semalam, yang ada kondisiku malah menurun. Keesokan harinya, aku tidak dapat mengemban kewajibanku dengan baik. Alhasil malah dimarahi atasan. Runyam! Sial! Benar sekali kan, serakah hanya akan mencelakakan diri sendiri. 


".                  "Sawang sinawang"           
P
PPernah sih, satu, dua kali, terbersit kegundahan manakala melihat orang lain mencapai suksesnya. Wah, enak temen yo dadi si Anu kae, ngopo-ngopo iso. Tapi, belum tentu dia yang aku anggap hidupnya enak tersebut, benar-benar menjalani tanpa kesulitan. Orang hanya bisa melihat dari apa yang tampak oleh mata, selebihnya itu banyak sekali gumpalan-gumpalan rahasia dibalik semuanya.

Paling penting dari hidup adalah memiliki suatu tujuan. Dengan begitu, aku tahu apa yang harus kulakukan untuk mencapai tujuanku tersebut. Prioritasnya adalah bekerja, selebihnya adalah hal yang mesti dilakukan setelah merampungkan pekerjaan. 

Kembali berbicara soal tujuan hidup. Ya, manusia bahagia adalah mereka yang tahu apa tujuan hidupnya, 'kan? Hidup adalah perkara yang kita lakukan hari ini, serta PR mengenai apa yang mesti kita perbuat nanti. Menikah dengan laki-laki yang tepat, merampungkan pendidikan, menyelesaikan tanggungan-tanggungan. 

Barangkali, saat ini banyak sekali kesulitan untuk mencapai tujuan, namun di sinilah keyakinan itu diuji. Keyakinan bahwa hal sulit akan berlalu, kemudian sampai saatnya hari itu tiba di mana yang dianggap mustahil menjadi mungkin, kepuasan itu tercermin dari bibir yang tersungging. 

Jaku tidak boleh berkecil hati, apa yang kulakukan mungkin belum bisa disebut 'hebat' tetapi aku juga tidak lupa bersyukur bahwa setidaknya aku bisa bertahan dan mampu menjalani hidup dengan baik.

Lalu bagaimana dengan kamu, yang hidupnya hanya dimulai dari turun ke ranjang sampai kembali ke ranjang tanpa tujuan yang jelas? 

Demikian acara nyinyir hari ini, sampai jumpa  pada kesempatan berikutnya. 😇

B


2 komentar:

Anonim mengatakan...

keren
:)
iya, setuju
make our own story :)

Rumah Kopi on 24 Oktober 2015 pukul 13.41 mengatakan...

Terima kasih telah berkunjung, https://mysmartofficehomeoffice.wordpress.com/

Posting Komentar

 

Rumah Kopi Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei | web hosting