Kamis, 17 Desember 2015

DENDELION DAN MASA LALU YANG TERBANG

Diposting oleh Rumah Kopi di 10.41
                     [wallpaper.com]

Pada akhirnya semua akan lepas seperti halnya dendelion. Terbang bersama angin dingin bulan Desember. Lenyap meninggalkan pangkal dan tangkai yang suatu hari, juga akan musnah dipamah masa. Betapa pun hal itu tidak diinginkan sama sekali, namun siapa, siapa yang mampu melawan kehendak semesta? 

Aku kira, manusia memang tidak bisa benar-benar menghapus masa lalunya. Sebab, seperti halnya tangan, mata, jantung, serta seluruh anggota tubuh, masa lalu merupakan satu dari bagian itu. Ketika aku, dan segelintir manusia lainnya berusaha membabat habis masa lalu, itu sama halnya sedang melakukan pekerjaan menghilangkan anggota tubuh. 

Aku pernah berharap, bisa meniup masa lalu terbang jauh selaiknya serbuk dendelion. Tetapi urung kulakukan, sebab aku ingat bahwa dari situ, masa lalu itu, menyisakan tanggung jawab yang mesti aku pikul. Bukan beban. Melainkan semacam penyemangat agar aku tetap mampu menegakkan kepala, terus melangkah meskipun memiliki masa yang tidak enak untuk dikenang. 
 
Aku pernah bertanya, kemana perginya serbuk dendelion itu? Apa mereka lebih bahagia dari pada menempel pada pangkalnya? Barangkali, pertanyaan ini serupa dengan, apakah ketika lepas dari masa lalu, aku bisa mendapatkan kembali kebahagian.

Barangkali, karena terlalu fokus akan kejadian menyesakkan, aku lupa akan adanya pendar cahaya harapan. Harapan akan janji semesta atas kehidupan lebih baik dari sebelumnya.

Jika dendelion saja tidak pernah khawatir akan nasibnya, kenapa aku takut akan hal-hal buruk yang belum tentu terjadi. 

Menyimpan pikiran buruk lebih berbahaya dari pada senjata tajam yang bisa melukai. Pikiran buruk hanya akan meracuni lantas memunculkan ketakutan-ketakutan menyebalkan. Selaiknya serbuk dendelion yang terbang ditiup angin dingin bulan Desember, seringan itu pula harusnya aku melangkah menyambut janji semesta.

Aku pikir, masa lalu memang tidak perlu dimusnahkan, hanya perlu dipenjarakan dalam kotak kenangan, sesekali diambil bagian baiknya, dijadikan cambuk demi melecut diri sendiri supaya tak pernah takut, langkah tak pernah surut. 

4 komentar:

Anonim mengatakan...

Ya, Key, masa lalu memang tidak perlu dimusnahkan. Ia hanya perlu digunakan pada saat diperlukan dan pada saat yang tepat :)

Bang Syaiha on 18 Desember 2015 pukul 05.30 mengatakan...

Beuh... Keren euy diksinya...

Rumah Kopi on 19 Desember 2015 pukul 09.42 mengatakan...

Terima kasih banyak, Mas Dedi, terima kasih suportnya. Terima kasih sudah mampir di sini ^_^

Rumah Kopi on 19 Desember 2015 pukul 09.43 mengatakan...

Ih, Bang Syaiha lebih keren. Aku aja minder kalau Bang Syaiha baca coretankh. 😣

Terima kasih sudah mampir ya, Bang Syaiha.

Posting Komentar

 

Rumah Kopi Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei | web hosting