Jumat, 16 Mei 2014

What? Oh, No!

Diposting oleh Rumah Kopi di 17.13

Hai, Laland, alhamdulillah ketemu lagi dengan Jumat, ya!
Apa yang kaulakukan seharian tadi?

Eh, malah balik nanya. -_-
Baiklah, baik ... Akan aku ceritakan kegiatanku seharian.

Seperti biasa, bangun pagi dengan kesadaran yang belum maksimal. Ya, ya, ya! Sebab, seseorang sudah berteriak memanggil namaku sebelum kesadaranku kembali. Maksudku sadar dari alam tidur. Bukannya pingsan. -_-

Jadwal hari ini padat. Tak perlu dijelaskan bukankah kau sudah hafal diluar kepala? Jika ada yang kurang menyenangkan dari hari ini adalah, berita itu datang dari tempat Dokter Chen. Seperti yang pernah aku dengar dulu, tahun awal aku bekerja, kudengar di sana akan mengambil tenaga kerja full time. Otomatis jika itu terjadi, aku tidak akan kerja di tempat Dokter itu. Dan berarti ... Ah, apa yang bisa aku lakukan? Bukankah semua hal tidak dapat kuputuskan sendiri.

Bagaimana, ya? Aku ini manusia biasa. Untuk menerima segala sesuatu yang datang secara tiba-tiba, pasti butih waktu. Masalah satu belum terselesaikan, sudah datang masalah lainnya. Aku ... Entahlah. Terkadang memang sengaja bepura-pura lupa dengan masalahku itu, tetapi sebenarnya aku juga memikirkannya. Apalagi kalau sedang sendirian. Rasa khawatir itu sering datang seperti jelangkung saja.

Bagaimana, ya? Dipikirkan juga tak ada gunanya karena kali ini benar-benar tidak kunjung menemukan solusinya. Maka aku pura-pura lupa. Dan apa kautahu? Itu menyedihkan. Ibarat makan tapi tidak kenyang. Aku terlihat tertawa padahal sebenarnya itu hatiku meraung-raung tak karuan.

Laland, bukankah hal mustahil jika tak ingin mendapat masalah. Cobaan. Ujian. Bukan hidup jika tidak ada hal menyedihkan di balik kebahagiaan. Pun sebaliknya. Ah, kali ini pasrah sajalah. Toh, aku ini masih punya Tuhan yang senantiasa menjagaku. Bukannya pesimis, Laland, kalau menyangkut pekerjaan di sini bukankah aku tak punya wewenang memutuskan! Aku bukan pedagang yang harus memiliki seribu cara bagaimana menjual dagangannya. Aku pekerja upahan. Jika tenagaku sudah tidak dibutuhkan, bukankah aku harus menerimanya, bukan? Yang jelas, ini tidak menyangkut kwalitas kerjaku. Hanya masalah waktu. Kautahu ’kan? Di sana, di tempat Dokter itu, aku pekerja part time. Sedangkan tugas utamaku kan menjaga pasien yang di sini.

Yang menyedihkan adalah, penghasilanku bakal berkurang. Padahal biaya kuliahku, asuransi, deposito, dan tunjangan untuk orangtuaku, tidak bisa bisa dirubah lagi. Maksudku, semua harus tetap seperti itu. Tidak ada yang dikorbankan. Semua itu kewajibanku. Emmm ...  Bagaimana, ya?

Entahlah kali ini aku angkat tangan. Semoga aku sehat. Itu saja. Supaya tidak menambah runyam urusanku. Lagi pula ini hanya rencana dari pihak sana. Belum ada kepastian. Semoga apa pun yang akan terjadi kelak, itu yang terbaik untukku serta semuanya.

Taipe, 16 Mei 2014

0 komentar:

Posting Komentar

 

Rumah Kopi Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei | web hosting