Selasa, 28 Juli 2015

Wanita Masa Kini Masa Gitu

Diposting oleh Rumah Kopi di 20.49

Kemarin, ada teman curhat. Pacarnya hilang. Sejak Sabtu sore sampai Minggu siang, sama sekali tidak ada kabar. Padahal, sebelumnya tidak pernah ada kejadian seperti itu. Temanku panik. Pokoknya sudah seperti induk ayam yang kehilangan anak-anaknya. Aku kebagian menjadi penasehat yang sebenarnya tidak sehat-sehat amat. 😁

Pacarnya pamit menginap di rumah teman. Sementara, temannya itu sedang pergi ke luar kota. Nah, ini sudah tercium aroma tidak beres.

Laki-laki itu memiliki catatan buruk. Sepengetahuanku dari curhatan temanku itu, sebut saja Amel. Sebelum menjalin hubungan dengan Amel, dia (Ayok) masih memiliki ikatan dengan gadis, berasal satu kampung dengan Ayok. 

Suatu hari, Amel mendapat inbok dari seseorang yang mengaku pacaran sama Ayok. Amel pun memberanikan diri bertanya langsung. Ayok mengakui kesalahannya. Selama ini berbohong sama Amel. Pasca kejadian itu Amel dan Ayok tetap melanjutkan hubungan. Gadis yang satu kampung itu konon diputus. 

Nah, Sabtu sore kemarin ternyata Ayok kembali berulah. Setelah didesak dia mengakui bahwa dirinya berbohong perihal menginap di rumah teman. Dan dia juga mengaku menjalin hubungan dengan wanita lain (selain gadis sekampung dengannya). Rupanya, Amel adalah pacar kesekian dari Ayok. Amel menangis jejeritan. Sakit hati tentu saja. Dan ternyata, gadis di kampung halaman sana, belum resmi diputus. 

Bukan Ayok kalau tidak berhasil merayu Amel. Meyakinkan Amel bahwa dia segera melamar ke orangtuanya. Tetapi ke dua pacarnya masih dipelihara. Ayok berdalih mencari waktu yang tepat memutuskan ke duanya. Aduh Ayok kamu mah serakah amat. Sumpah demi leluhur, aku geram setengah mati sama Amel yang masih mau menerima Ayok. 😈

Logika Harus Dipakai Ketika Cinta Lebih Banyak Menguras Air Mata.

Dalam kasus percintaan (udah kek detektiv aja ngomongin kasus) sepertinya wanita lebih banyak menjadi korban. Mungkin ini karena harfiahnya, wanita lebih menggunakan perasaan, sementara laki-laki bertindak atas dasar nafsu. Logika. 

Wanita masa kini mana boleh selemah itu. Mentang-mentang cinta, malah membiarkan diri sendiri dijajah laki-laki. Ayolah! Wanita tidak hanya bisa menangis. Menerima begitu saja perlakuan buruk. Kalau almarhumah RA. Kartini sampai mengetahui perihal ini, beliau bangkit dari istirahat panjangnya. Jitakin si Amel yang tak bisa menjaga diri supaya jangan sampai diperlakukan tidak adil oleh laki-laki.

Wanita adalah pelindung bagi anak-anaknya kelak. Memperjuangkan kebahagian, pendidikan, serta memperjuangkan hal baik lainnya bagi keluarga. Aku pikir, wanita musti lebih kritis dan bijak sana. 

Kita sebagai makluk Tuhan, tentu harus bisa memaafkan kesalahan sesama manusia. Terlepas dari itu, pilihan untuk kembali menjalin hubungan terhadap pengkhianat, bagi saya sama saja bunuh diri. Bukan tidak mungkin laki-laki itu kembali berulah di kemudian hari. 

Baiklah. Tidak adil rasanya, berprasangka buruk pada hal yang belum terjadi. Namun bayangan wanita lain yang tidur seranjang dengan laki-laki yang kita kasihi, saya rasa itu lebih mengerikan dari apapun.

Bagaimana bisa dia melanjutkan hubungan dengan laki-laki yang notabene telah berbohong berkali-kali? Bagiku, lebih baik menjomblo dari pada memelihara laki-laki "lincah". Mungkin sulit memutuskan untuk meninggalkan laki-laki itu. Kembali lagi, pilihan ada pada diri sendiri. Orang lain hanya memberi gambaran sebab akibat dari pilihannya.

Berani jatuh cinta, tentu harus siap patah hati dan terluka. Namun tidak semua cinta melukai. Hanya saja, harus berhati-hati memilih laki-laki yang tepat dijadikan tambatan hati.

Isi Kepala Wanita Masa Kini Seharusnya Begini;

1. Sayangi diri sendiri sebelum menyayangi orang lain. 

Masa depan bukan terletak pada pasangan kita. Saat ini jika tidak bekerja, tidak bisa memenuhi kebutuhan diri sendiri, bukan? Malu kali jika masih minta-minta sama orangtua. Lagi pula, apa iya pasangan yang masih sebatas pacar itu bersedia menanggung seluruh biaya hidupmu? Jawabnya geleng-geleng kepala. (bukan dugem lho ...

2. Kebahagiaan itu tidak bersumber dari satu arah. 

Jangan takut kesepian karena tidak atau belum memiliki pasangan. Bersabarlah. Sibukkan diri dengan hal positif yang mana kelak akan menjadi nilai lebih bagi kita.

3. Cinta sekonyong-konyong sih, boleh. Tetapi jangan bego.

Cinta itu harusnya menjadikan kita pribadi yang lebih baik. Mungkin ini klise. Tetapi, apa sih, nilai guna dari pacaran jika hanya mendatangkan air mata, coba telaah lebih lanjut! Pasanganmu itu manusia apa bawang bombai. Pacaran seharusnya menjadi penyemangat. Bukan mendatangkan kiamat lebih cepat.  Ketika mencium gelagat kurang baik dengan hubungan yang dijalani, lekas hentikan. Percayalah, di luar masih banyak pasangan yang bisa dijadikan pendamping. Dia untukmu. Dan kamu satu-satunya baginya.

Aku rasaasa cukup sampai di sini nyinyir hari ini. Sampai jumpa lagi. Besok ya. 😊






0 komentar:

Posting Komentar

 

Rumah Kopi Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei | web hosting