Sabtu, 28 September 2013

Tanda Tanya

Diposting oleh Rumah Kopi di 19.54

Oleh

Keyzia Kencana

”kenapa lagi..!” Tanyanya ketus.

”nggak apa-apa.” jawabnya, sembari mengobati luka di jarinya yang berdarah.

”masih kepikiran dia..?” adiknya mencoba mengintrograsi, seperti layaknya jaksa dan terdakwa.

Dia terdiam dan masih melanjutkan aktivitasnua. ”apa sih yang bisa membuatmu seperti ini! Bukankah...”

”berhenti mengurusi masalah pribadiku!”  suaranya terdengar lantang, sembari beranjak pergi dari ruang keluarga, lalu masuk ke dalam kamar.

Brukk...! Ran menghepaskan tubuhnya di atas ranjang, matanya memandang ke langit-langit.

Pikirannya melayang kesana-kemari.
Tentang dia, tentang orang-orang yang mencoba mendekatinya.

”Kenapa aku ini?” gumamnya.

”Apa ada yang salah dengan syarafku?

Bukankah ini aneh...? Aku masih memikirkan, dan berputar-putar bermain dengan lingkaran api!
Yang setiap saat membakar hangus hatiku!” rintihnya.

”Kenapa aku tak bisa menerimanya, orang yang jauh lebih perduli padaku! Bodohnya aku!” ucapnya lirih. Sejurus kemudian matanya terpejam, air matanya tumpah sudah!

”Apa yang dia inginkan?
Apa maksud semua ini, jika aku memang tidak pantas di pertahankan, sudahlah.

Sudah ku bilang, aku bisa dan akan baik-baik saja tanpamu!

Kamu juga nggak perlu sibuk mencuri waktu untukku.

Tanpamu, tanpa dia, tanpa siapa-siapa. Yang aku butuhkan hanya kedamaian. Hatiku butuh istirahat..

Sudah, sudah...!

Ku mohon, kasihani aku!
Jangan pernah kamu datang lagi padaku. Biarkan aku hidup dengan jalanku.

Pergilah, kembalilah dengan jalan yang sudah kamu pilih.

Ya Allah, kuatkan hatiku.
Aku tak mau muluk-muluk, aku tak ingin berangan terlalu jauh.

Aku hanya ingin jadi orang yang kuat, dengan berpegang dengan agama-Mu.

Amin,” sederet do’a yang Ran panjatkan seusai menghadap Tuhan-Nya.

Selesai

0 komentar:

Posting Komentar

 

Rumah Kopi Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei | web hosting