Sabtu, 28 September 2013

Tokyo Daigaku

Diposting oleh Rumah Kopi di 15.17

Oleh

Keyzia Kencana

Fiuuuhhhhh.....! Ini menakjubkan......!
Dulu aku hanya bisa melihatnya dalam adegan drama seri di tivi. Tapi kini aku mengalaminya sendiri.

Bersepeda menyusuri jalan menuju Universitas Tokyo tempatku menempuh ilmu setelah lulus dari SMA.

Berawal dari hobyku menonton anime dan drama seri jepang, mendorong kuat ke inginanku untuk menginjakkan kaki di negeri yang mempunyai julukan matahari terbit itu.

Bermodal dari lolos test beasiswa Mitsui-Bhusan, akhirnya aku sampai juga di negeri sakura tersebut.

Meski selama 4 tahun aku harus berpisah dengan keluarga tercinta, aku yakin mampu menjalaninya.

Kini tak terasa 2 tahun sudah aku di sini. Malam ini tiba-tiba rinduku pada Bunda, membuncah memenuhi rongga dada.
Rasa gundah menggelayuti hati dan pikiranku.

Seusai belajar, aku bermaksud menelfonnya. Namun berkali-kali aku hubungi, tak juga ada jawaban dari seberang sana.

“Aneh, tak biasanya rumah sepi malam begini? Pada kemana mereka?” tanyaku dalam hati.

Kemudian aku mencoba menghubungi hp Om ku, namun hasilnya juga nihil.

”mereka pada kemana? Kira-kira apa yang terjadi dengan keluargaku, kenapa hatiku gelisah seperti ini..!” pertanyaan itu terus berkecamuk dalam hati.

Malam ini tak sekejappun mataku bisa terpejam, padahal subuh hampir tiba.

Beberapa saat kemudian, aku di kagetkan suara nada dering hp ku.
Satu pesan  masuk dari om ku, isi pesan itu mengabarkan bahwa kesehatan Bundaku sedang memburuk. Sejak kemarin sore, semua keluarga menunggui beliau di sana.

Leherku seperti tercekat! Tubuhku bagaikan di aliri arus listrik jutaan watt.

”Setahuku Bundaku dalam keadaan sehat walafiat, kenapa tiba-tiba mendadak jatuh sakit?”
Gumamku dalam hati.

Tangisku pecah tak terbendung! Aku ingin pulang saat ini juga!
Aku ingin melihat keadaan Bunda! Namun bagaimana mungkin bisa?

Nalarku tak bisa berfikir, aku tak tau apa yang akan aku lakukan selanjutnya?

                                                                         ***

Di sela-sela isak tangisku, tiba-tiba ada yang menepuk punggung sembari memanggil namaku. Aku terperanjat dari tempatku semula.

Nenek menyuruhku beli chen cu nai cha. Aku pun bangkit dan  bergegas pergi.

Selesai

0 komentar:

Posting Komentar

 

Rumah Kopi Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei | web hosting