Selasa, 16 Juni 2015

FESTIVAL KEBUDAYAAN DI JEPANG

Diposting oleh Rumah Kopi di 18.07
bendera bergerak


1. OBON MATSURI 

Menurut kepercayaan Budha Jepang, ini adalah waktunya buat mereka yang mati kembali mengunjungi bumi. Itu sebabnya, Obon atau Bon merupakan perayaan keagamaan saat semua keluarga berkumpul untuk mengenang mereka yang sudah mati. Malam pertama festival ditandai dengan menyalakan api unggun di luar rumah untuk menymbut arwah para leluhur. Di akhir festival, disiapkan makanan perpisahan dan api unggun kembali dinyalakan untuk mengawal para arwah kembali ke alamnya. 

2. OMISOKA [Festival Malam Tahun Baru] 

Hari terakhir di tahun yang lama dan malam di tahun yang baru, Omisoka menjadi perayaan paling penting di Jepang. Biasanya orang-orang berkumpul di rumah sambil menyantap soba atau udon. Menyeberang di tahun yang lama ke tahun yang baru adalah makna dari santapan mereka. Dekorasi khas tahun baru adalah, Kagami Mochi. Setiap rumah akan memajang dekorasi ini sebagai pembawa keberuntungan dan kemakmuran. Terbuat dari dua buah rice cakes berbeda ukuran dan daidai (sejenis jeruk) yang ditaruh di atasnya. 

3. SANNO MATSURI 

Salah satu perayaan Shinto terbesar di Jepang yang jatuh pada bulan Juni. Sejarah perayaan ini adalah festival pertama yang memperbolehkan Shogun memasuki kastil Edo di era kekaisaran Edo (1603-1867). Ratusan orang berpakaian kuno berparade sampai ke jantung kota Tokyo sambil membawa Mikhosi (sejenis kuil dengan hiasan burung phoenix di atasnya). Banyaknya orang yang terlibat membuat proses ini berlangsung sampai 600 meter panjangnya. 

4. KODOMO NO HI (Festival Hari Anak) 

Hari ke lima di bulan ke lima adalah bulan bahagia buat seluruh anak-anak di Jepang. Ini adalah hari perayaan buat mereka. Sekolah diliburkan dan mereka mendapat hadiah uang. Setiap keluarga akan menerbangkan layang-layang berbentuk ikan yang dikenal dengan nama Koinobori. Ikan merupakan lambang kegigihan dan kekuatan dalam menghadapi tantangan hidup, berenang melawan arus bahkan menerjang gelombang. 

5. HANAMI (Festival Bunga Sakura) 

Hanami adalah tradisi Jepang menyaksikan peristiwa mekarnya bunga sakura. Peristiwa ini menjaadi kegiatan keluarga yang menyenangkn. Menyaksikan mekarnya bunga sambil berpiknik ria atau barbekyu. Kata Hanami artinya 'meihat bunga' tetapi secara umum maksudnya adalah melihat bunga sakura. Biasanya jatuh pada musim semi, dari Maret sampai awal Mei. 

6. SHINCHI-GO-SAN (Tujuh-Lima-Tiga) 

Tujuh-Lima-Tiga, adalah umur-umur kritis dalam kehidupan seorg anak di Jepang. Anak perempuan pertama kali memakai OBI di usia 7 tahun. Sementara anak laki-laki pertama kali memakai celana HAKANA di depan publik di usia 5 tahun. Pada usia 3 tahun anak-anak lelaki dan perempun diperbolehkan menumbuhkan rambut. mereka. CHITOSE AME adalah sejenis permen yang dibagikan pada anak-anak diperayaan Shinchi-Go-San. Permen berwarna merah dan putih ini symbol dari pertumbuhan yang sehat dan umur panjang. Biasanya dibagikan bersama tas bergambar kura-kura dan burung bangau, lambang panjang umur. 

7. HINAMATSURI (Hari Anak Perempuan dan Hari Boneka) 

Anak-anak perempuan di Jepang mempunyai hari spesial yang dirayakan setiap tanggal 3 Maret. Setiap keluarga akan berdoa untuk anak-anak perempuan mereka agar mempunyai kehidupan yang sukses dan bahagia. Satu set boneka Hina-Ningyo akan dipajang untuk memperingati hari ini. Terdiri dari lima atau tujuh tingkat yang merupakan perwakilan dari kaisar, permaisuri, tiga dayang-dayang, lima musisi, dua menteri, dan tiga pelayan. 

8. SETSUBUN (Perayaan Pembagian Musim) 

Perayaan ini diadakan setiap tanggal 3 atau Februari, satu hari sebelum musim semi, berdasarkan penanggalan Jepang. Sejak dulu masyarakat Jepang melakukan ritual yang bertujuan untuk mengusir roh jahat di permulaan musim semi. MAMEMAKI adalah nama upacara ritual untuk mengusir roh jahat tersebut. Orang-orang melempar kacang ke arah pintu atau ke anggota keluarga yang memakai topeng Oni sebagai perlambang pengusiran roh jahat keluar dari rumah dan mengundang keberuntungan masuk. 

9. GANJITSU (Festival Tahun Baru)

Dirayakan setiap tanggal 1 januari. Pada tanggal ini orang-orang jepang mengadakan kunjungan simbolik ke Kuil Shinto atau Budha untuk menjadi yang pertama melihat matahari terbit. KADOMATSU adalah bentuk dekorsi yang paling sering dijumpai pada tahun baru. Terbuat dari batng pinus dan bambu. Biasanya ditaruh di depan rumah atau toko. Pinus simbol umur panjang sementara bambu adalah keteguhan dan ketulusan. Ditambah dengan ranting plum sebagai simbol hidup baru dan awal baru. 

10. JIDAI MATSURI (Festival Semua Umur) 

Festival yang diadakan untuk semua umur yang jatuh pada tanggal 22 Oktober di Kyoto. Jalannya perayaan sangat terorganisir dan terjadwal dengan sangat tepat waktu. Parade kostum dari Era Meiji sampai Era Heian, berjalan dalam urutan waktu kebalikannya. Sekitar 2000 orang mengenakan kostum yang mewakili era sejarah kekaisaran Jepang. Kostum yang digunakan tak hanya sesuai dengan era yang diwakili tetapi juga sangat memperhatikan detail sampai ke hal kecil. 

11. KISHIWADAN DANJIRI MATSURI 

Khisiwadan adalah menarik kereta berisi Danjiri (kuil yang terbuat dari kayu). Ratusan pria akan menarik danjiri ini sepanjang jalan. Festival ini dirayakan dua kali yaitu pada bulan September dan Oktober. Khisiwada adalah perayaan danjiri yang paling terkenal dan paling meriah. Melibatkan banyak penari dan musisi yang tergabung dalam orkestra. 

12. TANABATA (Festival Bintang) 

Bertemunya kembali Orihime dan Hikoboshi yang diwakili oleh bintang Vega dan ALtair. Menurut legenda, sepasang kekasih ini dipisahkan oleh sebuah komet sehingga mereka hanya bisa bertemu sekali dalam setahun. Pada hari perayaan orang-orang menuliskan permohonan mereka di Tanzaku, selembar kertas yang digantung di sebuah bambu. Bambu tersebut dihanyutkan ke sungai atau kadang dibakar setelah festival berakhir, tengah malam atau hari berikutnya. 

Nah, demikianlah ke-12 festival yang dirayakan di Jepang. Semoga bisa menambah wawasan tentang budaya negara asing. Tetap semangat.

2 komentar:

kokonata on 17 Juni 2015 pukul 05.52 mengatakan...

Wah, jadi pengen ke Jepang.

Kalau di negara kita, ada festival apa aja, ya? Kayaknya cukup banyak juga tapi belum terpublikasikan dgn baik

Rumah Kopi on 17 Juni 2015 pukul 13.40 mengatakan...

Kalau di negara kita, orang-orang menyebutnya perayaan semacam ini sebagai upacara adat. Bukan festival. Dan seperti yang Mas Koko bilang, kurang dipublikasikan. Padahal banyak sekali upacara adat yang dimiliki oleh Indonesia. ^_^

Posting Komentar

 

Rumah Kopi Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei | web hosting