Kamis, 11 Juni 2015

BUDAYAKAN MEMBACA

Diposting oleh Rumah Kopi di 20.20


Hai, Lalaland. Aku absen tiga hari dari tantangan menulis random. Bukan karena tidak mood. Melainkan ada pertimbangan yang kurasa ini jauh lebih baik. Kau tahu, dalam friend list pertemanan FB-ku, sebagian besar pengguna aktif akun itu merupakan teman komunitas menulis. Dan bahkan, yang sudah merilis novel atau antologi. Tak jarang juga, seorang editor ada di antaranya. Rasanya, aku belum memiliki kepercayaan diri berbagi tulisanku di wall FB. 

Beda halnya kalau mengirim langsung ke redaksi majalah. Jika memang hasil tulisanku kurang bagus, resikonya ya, tidak akan dimuat. Itu saja. Tetapi, jika aku kepedean memposting tulisanku ke beranda, alih-alih mereka hanya melirik doang jika tulisanku dirasainya kurang bermutu. Dan itu berakibat fatal. 

Menurutku, supaya bisa diterima di masyarakat kuncinya harus merilis karya yang super baik. Sekali gebrakan, si penulis langsung mendapat tempat. Dan itu artinya, karya berikutnya ditunggu-tunggu. Tetapi, jika si penulis merilis karya yang tidak bagus-bagus amat, resikonya dia butuh kerja keras untuk mendapat apresiasi dari masyarakat umum. 

Nah, karena hal itulah aku berhenti mengikuti tantangan tersebut. Aku lebih fokus belajar menulis baik dari pada menulis demi suatu kepuasan semu. Maksudku, tidak menghakimi bahwa menulis random itu buruk. Baik sekali malah. Untuk mereka yang sudah memiliki jam terbang lebih tinggi dariku. 

Untuk mempersiapkan satu postingan menulis random, aku mesti menghabiskan waktu menulisku, hanya untuk hal itu. Sementara, cerpen serta sinopsis novel yang akan kugarap, malah terbengkalai. 

Oh, iya, Lalaland, kita beralih ke topik lain. Bicara hobi, seseorang pasti rela merogoh koceknya dalam-dalam untuk memenuhi kebutuhan jiwa akan kecintaannya terhadap sesuatu itu. Entah apa? 

Buku. Demi benda yang satu itu, seberapa duit yang aku keluarkan, aku sama sekali tidak memperhitungkan. Karena banyak hal yang aku dapatkan dari sana. Dengan membaca, setidaknya aku terhindar dari kegilaan akibat jenuh. Pasti kamu juga pernah mengalaminya, Lalaland. Hampir seluruh waktu luangmu, kamu gunakan untuk menjatuhkan pandangan pada layar ponsel. Entah sekedar browsing internet, chatting, pindah dari satu timeline ketimline lain, nonton youtube. Membosankan. Sumpah.

Tetapi beda dengan membaca buku. Meskipun lembaran itu hanya berserak huruf tanpa gambar berwarna, tetapi aku merasa jauh lebih baik dari pada membaca artikel di internet. Buku menawarkan sensasi lain. Semakin ingin tenggelam dalam cerita yang disuguhkan. Sembari berimajinasi. Sadar atau tidak, dirimu akan melayang-layang ke dunia ciptaan yang sedang kamu baca. 

Merasai bahwa tokoh itu kamu. Sehingga, ketika membaca bukan hanya mendapatkn informasi melainkan terapi jiwa. Belajar mengembangkan imajinasi yang tidak kamu dapatkan saat memelototi video di youtube. Maka, membacalah supaya terhindar dari rasa jenuh yang aduh kadang membuatmu uring-uringan sendiri. 


2 komentar:

kokonata on 15 Juni 2015 pukul 21.39 mengatakan...

Lebih baik nulisnya di sini daripada di note FB, Key. Lbh mudah dicari. Ditunggu tulisan-tulisan lainnya, ya

Rumah Kopi on 17 Juni 2015 pukul 14.05 mengatakan...

Iya, Mas Koko. Terima kasih semangat dan warisan ilmunya. ^_^

Posting Komentar

 

Rumah Kopi Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei | web hosting