Rabu, 03 Juni 2015

WANITA DAN KOPI AJAIBNYA

Diposting oleh Rumah Kopi di 07.34

Wanita yang dari tubuhnya menguar aroma kopi itu melangkah cepat. Biji mata cokelatnya, berkilat-kilat ketika pandangannya tertumbuk pada secangkir kopi blended yang terletak di atas meja makan, pagi itu. Ia hapal benar aroma tersebut. Perpaduan hazelnut dan karamel, serta susu segar, amat lekat dengan ingatannya. Aneh. Untuk hal-hal tertentu, otaknya mahir menyimpan memori yang kadang sering dibongkar ulang. Mencoba merangkai kejadian usang dengan hal yang baru terjadi. Tak ayal gaduh pun tidak bisa dihindarkan antara ia dengan pasangannya. Ia menandak-nandak. Menyalak. Menganggap semua orang menyalahinya. Mencurigai sesiapa bakal menyakitinya. Lupakan. Garis lengkung segera terbentuk menghiasi pipi penuh itu ketika ia dihadapkan pada secangkir kopi. Senyumnya cerah pagi ini. Sungguh.


Ia menyeret kursi. Duduk membelakangi kulkas. Tangannya menjulur meraih cangkir. Benda itu berhenti di depan hidung lancipnya (ah tidak lancip-lancip amat sih, sebenarnya) ia memejamkan mata. Menarik napas dalam-dalam. Menghirup aroma kopinya pagi itu. Kopi ajaib. 



Masih tentang kopi. Kata Milli, "Cinta itu seperti kopi. Paling enak disesap ketika masih panas. Tetapi resikonya kopimu cepat habis. Alternatif lainnya, teguk kopimu pelan-pelan. Tentu saja kamu akan kehilangan asap tipis yang mengepul di atasnya. Kopimu keburu dingin."


Bagi penikmat kopi sejati, tak masalah bagaimana kopi itu disajikan. Baik kopi panas, maupun es kopi--sama enaknya. Yang terpenting sensasi yang didapatkan dari kopi itu sendiri. Setelah meminumnya, bisa tidak menimbulkan perasaan rileks, barangkali! Jika tidak, untuk apa meminumnya sampai habis? Bikin lambung perih saja. Buang kopimu yang itu. Segera pesan kopi lain yang bisa menghadirkan kepuasan setelah meneguknya. Tentang lambung yang terkadang perih, akan terbayar lunas oleh sensasi kebahagiaan dari kopi yang nikmat.



Tak terlintas sedikit pun, dari mana asal muasal kopi yang tersaji di atas meja makan tersebut. Ah, bukankah semua hal di dunia ini sudah ada yang mengatur. Untuk apa pula meributkan siapa orang di balik keberadaan minuman kecintaannya tersebut. Nikmati saja sebelum asap tipis yang meliuk-liuk dari cangkir itu, lenyap. Ujarnya dalam hati.



Ia mencondongkan kepalanya. Bibirnya menyentuh cangkir. Pada saat yang bersamaan, tiba-tiba ada sesuatu yang menyentuh permukaan kulit pipinya yang halus. Sentuhan itu dirasainya teramat lembut. Sampai-sampai ia rela menghentikan niat menyesap kopinya pagi itu. Naik-turun. Begitu seterusnya. Sentuhan itu. Wanita tersebut meletakkan cangkirnya. Matanya masih terpejam. 


Detik demi detik berlalu. Wanita itu pun kehilangan asap tipis dan aroma kopi hazelnut karamel miliknya, yang entah siapa pembuatnya. Kopi ajaib. Ia menyebutnya begitu. Dalam setiap tegukan, selalu menghadirkan sensasi luar biasa. Hal itu hanya bisa dirasai oleh penikmat kopi sejati. Maka dari itu, wanita tersebut menyebutnya ada keajaiban dalam setiap cangkir yang tertuang kopi di dalamnya. 


Wanita itu masih dalam keadaan terpejam, merasakan bahunya ditepuk beberapa kali. Tepukan itu tak kalah nyaman dengan sentuhan di pipinya yang penuh tersebut.


Lamat-lamat, ia mendengar seseorang memanggilnya. Mungkin si pembuat kopi misterius itu, pikirnya. Semakin lama, suara itu kian kencang. Memekik bak induk gajah yang diseret masuk ke kontainer, yang entah mau dibawa kemana? Yang jelas bukan pada panitia kurban.  Selain suara yang aduh menyebalkan itu, ia juga merasai tubuhnya diguncang berkali-kali. Terus dan terus. Guncangan itu semakin hebat.


"BANGUUUN! SIAP-SIAP KE TAMAN!" suara neneknya berhasil membuat wanita itu terlonjak dari tempat tidurnya.


SELESAI



5 komentar:

Anonim mengatakan...

Tuh Nenek dilempar ban truck aja....gangguin orang tidur :P

Rumah Kopi on 3 Juni 2015 pukul 09.53 mengatakan...

Ahahaaa takut doraka, Mas Yohanes. Ntar masuk neraka. Di sana nggak ada kopi ajaib. :D

Secangkir Kopi on 4 Juni 2015 pukul 10.10 mengatakan...

haha
untung ngga d siram pake kopi

Erin Cipta on 4 Juni 2015 pukul 10.47 mengatakan...

Lempar pake induk gajah :))

*bikin rusuh*

Lina Astuti on 19 Juni 2015 pukul 08.17 mengatakan...

dari kemarin puasa2 bacanya soal kopi mulu :'(
mupeng tingkat peri :p

Posting Komentar

 

Rumah Kopi Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei | web hosting