Kamis, 12 Maret 2015

My Guardian Angel

Diposting oleh Rumah Kopi di 09.09



Manusia butuh wadah untuk mengekspresikan perasaanya. Biar kek pasangan lainnya gitu. Wadahnya harus beda. Kalau mereka pake ember, aku mah apa atuh, pake bejana dong! :D

Dua orang bisa berhenti komunikasi tapi percayalah ke duanya nggak bisa berhenti memikirkan keadaan masing-masing! ((oh emji udah kek dukun aja gue  :v ))

Apa sih, manfaatnya nulis kek gini? Tentu saja banyak banget. Keknya aku lupa dengan banyak hal jadi untuk mengingat kembali dan sebagai acuan jika aku lupa lagi, maka aku menulisnya di sini. Sekali lagi ini bukan untuk lebay-lebay-an. Apalagi buat pamer? Enggak. Aku tahu itu NORAK.

Hai, Laland. Kenalin itu Mamasku. Sampai detik ini dia calon suami yang terbaik. Semoga itu berlangsung hingga nanti. 

Well, sedikit flash back tentang siapa dia dan latar belakangnya hal ini mesti aku ingat agar dalam menjalani hubungan selanjutnya berjalan dengan nyaman.

Lalaland, aku telah berbuat kesalahan. Aku sadar kok, semakin merasa disayangi aku malah sembarangan bertingkah. Gampang marah. Nggak bisa menjaga lidah. Ah, percuma ngomong kek gini. Minta maaf itu bukan sekadar menutupi kesalahan. Minta maaf akan jauh lebih berasa penyesalannya dengan mengubah sikap dari buruk menjadi kurang buruk. ((Eh, bercanda))

Aku sedih saat dia bilang, batinnya tersiksa. :( Oalah melas pokoknya. ((puk-puk punggungnya sini))

Dia hebat kautahu! Dari luar nampak kek orang normal pada umummya. Nggak ada tanda-tanda bahwa sebenarnya dia lelah secara jiwa raga. 

Atas semua beban hidup itu, dia butuh seseorang yang bisa membawanya picknik, sejenak lupa akan masalah. Menjadikan hidupnya kembali bergairah. Seseorang yang menjadi tangan--memeganginya kala dia lemah. Dia memilihku. Itu berarti dia berharap banyak padaku. Tapi apa yang terjadi? 

Aku malah menambahi bebannya. Mengacak-acak hati dan pikirannya. Mengaduk emosinya. Sikapku membuatnya kian tenggelam dalam kemuakan.

Aku menyesal! :( Tolong anggep aja mut yang kemarin udah mati. Dan yang ini mut kesayangane mase yang nggak bandel-bandel amat! ((serius)) Makanya untuk mengawali hari baru kita butuh picknik. Eh, butuh jaga jarak supaya kuman yang kemarin beneran mati!

Setiap kejadian ada hikmahnya ((udah kek Mama Dedeh :v )) pokoknya begitu. Dari perselisihan tempo hari, adalah sentilan agar aku kembali ingat siapa dia?

Harus diingat kalau laki-laki adalah makluk visual. Apa yang terlihat menarik tentu akan membangkitkan nalurinya secara spontan. Tapi jangan khawatir, Ladies! Itu hanya cuci mata. Tanpa bermaksud menggusur penghuni hatinya. Jadi, sebaiknya abaikan saja sebab kebiasaan itu ada pada keturunan adam di semesta alam. ((ora usah cemburuan maneh kalau ndak pengen mati dalam ke adaan masih unyu unyu :v ))

Dia yang terlihat angkuh itu sebenarnya adalah seorang yang sangat butuh perhatian, butuh dukungan menyemangatinya, butuh orang menjaga suasana hatinya agar tetap stabil. Tapi kadang, aku memandangnga sebagai manusia yang layak ditendang. ((kalau pas nyebelin :D )) 

Dalam menjalin hubungan, tentu aku nggak sembarangan melihat prospek ke depan terlepas dari persoalan menyangkut materi. 

Selama ini aku melihatnya sebagai seorang yang nggak pernah mau tertinggal dalam hal apa pun. Dia menjejali otaknya dengan berbagai pengetahuan. Dia mendesain dirinya sebagai calon pemimpin rumahtangga yang hebat. Impiannya banyak. Dia pintar. Dan aku harus membantu mewujudkannya. ((bim sa la bim))

Tentu saja tempatnya di depan. Dan dia hanya mau memilih pendamping yang berkualitas. Baik dari segi fisik maupun kepribadian. Wanita itu akan dijadikan tempat berbagi wawasan agar dia seimbang. ((mut diet kok tenang aje))

Untuk urusan lain dia yang memanage. Sedangkan urusan penampilannya, serta keperluan pribadinya, dia menyerahkan pada asistennya ((istri)) 

Bukankah itu nampak jelas sekali! Selama ini dia sering melibatkanku dalam banyak hal. Berarti dia sudah membawaku masuk dalam dunianya. Aku harus bisa menjadi teman, partner, musuh, kadang jadi anaknya, kadang jadi  tempat pelampiasan kekesalannya. Aku harus siap! 

Selain itu, dia butuh wanita cerdas yang akan menjadi guru private anak-anaknya. Makanya, dia mengajariku untuk menjadi wanita dewasa yang pintar. Eh, akunya malah kek anak kucing yang gelendotan di pangkuannya. 

Nggak perlu lagi meragukan setiap tindakan, serta ucapannya. Wanita yang baik untuk laki-laki yang baik. Maka, aku harus merbaiki diri dulu nggak usah sok ngatur orang lain. Kek kurang kerjaan aja. Kenali sosoknya lebih dekat supaya semakin kuat ikatan batinnya. Setiap hubungan berproses. Nggak semua pertengkaran berdampak memisahkan. Jika jeli dalam pengamatan, sehabis bertengkar akan semakin lebih mengerti. 


10:38

0 komentar:

Posting Komentar

 

Rumah Kopi Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei | web hosting