Selasa, 24 Maret 2015

Terkadang Kita Hanya Butuh Mendengarkan

Diposting oleh Rumah Kopi di 06.29
Ada satu hal yang terkadang kita lupa, yaitu hadir menjadi pendengar yang baik. Yah, cukup hanya diam, memberikan respon minimalis, tetapi mendengarkan dengan seksama setiap detail kisahnya.
  • Ketika kita merasa sedih, ada yang prihatin, ada pula yang tidak. Ini juga wajar dan sah-sah saja. Karena ada orang yang bisa berempati pada orang lain. Ada juga yang menganggap itu hal biasa saja. Yah, mungkin mereka belum pernah berada dalam posisi sulit yang kita alami, sehingga bisa berkata "halaaaah, gitu aja kok sedihnya berlarut-larut"

    Sebagai contoh, saat kita mempunyai berita suka dan duka. Dan kita mengharapkan orang-orang terdekat kita untuk memberikan apresiasi positif. Tapi yang kita dapatkan adalah sebaliknya. Bagaimana perasaan Anda? Kecewa, kesal, marah, sedih, merasa diabaikan, merasa dia bukan teman yang baik, menyesal karena telah menceritakan masalah kita kepadanya, atau apa?

    Inilah yang terkadang membuat sebuah hubungan persahabatan retak, karena tidak adanya rasa toleransi. Lalu, jika ingin merubahnya menjadi lebih baik apa yang seharusnya kita lakukan? Introspeksilah dengan memulai tiga pertanyaan berikut ini untuk diri kita sendiri.

    Apakah kita sudah bersimpati? Apakah kita sudah berempati? Apakah kita sudah bertoleransi?

    Jika belum, ubahlah secara perlahan dengan memberikan apresiasi kita secara tulus pada orang lain. Tak perlu dengan ucapan selamat ketika mereka senang atau ucapan prihatin ketika mereka sedih, apalagi mengucapkan sabar ketika mereka mendapat musibah.

    Ada satu hal yang terkadang kita lupa, yaitu hadir menjadi pendengar yang baik. Yah, cukup hanya diam, memberikan respon minimalis, tetapi mendengarkan dengan seksama setiap detail kisahnya.

    Mendengar dan mendengarkan adalah dua hal yang berbeda. Mendengar, tak perlu komunikasi dua arah. Tetapi mendengarkan membutuhkan komunikasi dua arah dan kehadiran.

    Maka saat kita bersama orang-orang yang kita sayangi, entah keluarga, sahabat, atau orang lain yang baru kita temui berusahalah untuk hadir terlibat mendengarkan informasi yang disampaikannya. Dan responlah bahwa kita sangat mengapresiasi apa yang disampaikannya.

    Baik itu kisah bahagia seperti mendapatkan pekerjaan baru, dilamar seseorang, atau baru saja mendapatkan hadiah doorprize. Cukup dengarkan !

    Ataupun itu keluh kesah tentang kenaikan harga, pekerjaan yang menumpuk atau masalah keluarga. Sekali lagi dengarkan !

    Karena terkadang kita tidak membutuhkan saran apalagi kritik. Tetapi yang kita butuhkan hanyalah kehadiran orang-orang terdekat kita. Untuk apa? Untuk sekedar merasa bahwa kita ada, kita diakui keberadaannya, kita didengarkan dan kita tidak sendiri.



0 komentar:

Posting Komentar

 

Rumah Kopi Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei | web hosting